“Tidak boleh terjadi seseorang tidak melanjutkan pendidikan karena ia miskin” – (Frans Seda)
Sabtu tanggal 20-Minggu tanggal 21 Agustus 2016, tergiring hawa dingin Wisma Theresia, Bandungan, Ambarawa-Semarang telah berlangsung Rapat Koordinasi (Rakor) Yayasan AAT Indonesia. Rakor sebagai sebuah wadah mempertemukan berbagai kesepakatan dan kesepahaman antara semua pihak dalam AAT. Selain itu, sebagai ajang koordinasi dan evaluasi bersama yang sangat baik sehingga tidak ada pengkotak-kotakan dalam komunitas. Sekaligus sebagai momentum baru meningkatkan etos kerja dan semangat kebersamaan untuk terus melayani dan menghidupi sekitar 3,000 anak asuh AAT.
Semangat kepedulian terhadap pendidikanlah yang menuntun kami semua bertemu hari itu. Hal tersebut terpancar jelas dari nuansa diskusi yang membara dengan tujuan menjamah lebih banyak lagi anak-anak Indonesia terkhususnya mereka yang secara finansial tidak mampu agar dapat menikmati hak dasarnya berupa pendidikan. Pendidikan adalah sendi vital dari perubahan bangsa di masa sekarang dan masa yang akan datang. Maka, seyogianya, bidang pendidikan harus dimajukan secara berkesinambungan dan merata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015 tentang Presentase Penduduk Buta Huruf menurut kelompok umur secara nasional menunjukan, pada kisaran umur 15+ mencapai 4.78%, umur 15-44 mencapai 1.10%, dan 45+ mencapai 11.89%. Disamping itu rilisan data Badan Pusat Statistik terkait angka kemiskinan Indonesia per maret 2016 mencapai 28,01 juta persen dari jumlah penduduk nasional. Setelah menggabungkan angka penduduk miskin yang dibagi atas penduduk miskin perkotaan dan penduduk miskin pedesaan.
Untuk menjalankan misi mulia ini, AAT sangat membutuhkan Sistem Informasi untuk mengelola data dan keuangan. Karena AAT juga membawa semangat transparansi untuk semua stakeholder yang terlibat.
Prodi Sistem Informasi berkesempatan untuk ikut berperan serta dalam membantu AAT untuk perkenalan dan pelatihan sistem anak asuh (SIANAS) dan sistem keuangan (SIKUAAT) bagi para relawan AAT. Semoga dengan menggunakan SIANAS dan SIKUAAT oleh para relawan dapat membantu AAT dalam melebarkan sayap untuk lebih banyak membantu anak-anak yang tidak mampu ke seluruh Indonesia dan juga dapat memberikan service yang terbaik bagi para donatur-donatur yang sudah mendukung kegiatan AAT.